Visitor

Sabtu, 09 Juni 2012

Naskah gagal

Gue pernah ditugasin buat film. Film ke 1 udah jadi, judulnya perumahan misteri. Nah, sekarang gue dan temen temen mau bikin perumahan misteri 2. Cuman, ini naskah gagalnya. Thanks for read J

Perumahan Misteri 2
Edisi naskah gagal-___-
Ayah Verra mencari cari Verra ke rumah misteri, lalu bertemu dengan Farah.
Ayah Verra: “Kau? Bukannya temen sekolahnya Verra?”
Farah: “Iya. Om pasti ayahnya Verra kan? Verra dan yang lain masih di dalem, Om... kekurung”
Ayah Verra: “Gawat!”
Farah: “Kenapa?”
Ayah Verra: “Mereka bisa mati”
Farah: “Maksud saya, kenapa om ke sini?”
Ayah Verra: “ya nyelamatin Verra lah! Gimana sih!”
Farah: “hyagyagya”
Ayah Verra: “Kenapa?”
Farah: “Lucu aja”
Ayah Verra: “Maksud saya, kenapa kamu tertawa seperti kucing kejepit?”
Farah: “Oh, om salah. Saya itu seperti Beny kejepit!”
Farah dan Ayah Verra: (Serempak) “hyagyagya”
*hening*
Ayah Verra: “Ya udah yuk masuk!”
Farah: “Tapi..”
Ayah Verra: “Kenapa?”
Farah: (nyanyi) “Tapi tapi kamu tlah menawan hatiku, cintaku bersemi di putih abu abu”
*hening*
Ayah Verra: “APAA?”
Farah: “Apa?
Ayah Verra: “Apa?”
Farah: “Apa?”
Ayah Verra: “Apa?”
Farah: “Apa?”
Ayah Verra: “Apa?”
Satu abad kemudian
Ayah Verra: “Apa? Ohok ohok”
Farah: “argpa?”
Ayah Verra: “Udah ah. Om lapar”
Farah: “Hah, Om lapar?”
Ayah Verra: “Iya, udah seabad ga makan”
Farah: “Hmm.. saya tahu solusinya!” (Mengedipkan mata)
Verra, El, Disya, Ray, Randy keluar.
Ayah Verra: “Apa?”
Semua pemain yang ada kecuali Ayah Verra: “Lapar? Telfon 14045”
Ayah Verra: “Saya tidak bawa alat komunikasi”
Seorang ibu keluar dari rumah sebelah rumah misteri
Ibu-ibu: “Sudah, makan dulu sanah. Ada mie ayam spesial tuh”
Ayah Verra: “Tapi, saya sudah tua. Tidak mungkin makan itu lagi”
El: “Saya tahu solusinya!” (Mata berbinar-binar)
Ayah Verra: “Cepat beritahu saya”
El: “Kita pakai piring ini untuk kembali ke masa lalu”
Semua: “Oke”
Mereka kebali ke masa lalu
Ayah Verra: “Ah, saya muda lagi!”
Disya: “mau banget Om?”
Ayah Verra: “Durhaka kamu! Ku kutuk kamu jadi batu wahai malin kundang!”
Disya: “TIDAAAAK”
Verra: “Stop!”
Yang lain: “Apa?”
Verra: “Kau mencuri hatikuu.. hatikuu”
*gubraak*
Tiba-tiba datang arwah Beny.
Beny: “Tunggu!”
Ray dan Randy: “Siapa dia?”
Beny: “Aku adalah ayah EL! Hyagyagya”
El: “Hah? Om siapa? Ini di mana? Ayahku siapa? El siapa?”
Ray: “El? Amnesia ya?”
Randy: “Amnesia itu bukannya susah tidur ya?”
Verra: “Bukan, itu mah anemia!”
Disya: “Eits! Salah! Anemia itu adalah penyakit. Berhubungan dengan darah.”
Farah: “Hah? Itu mah Leukimia!”
Disya: “leukimia itu beda lagi! Aduh orang sekali”
Farah: “Kamu salah! Saya bukan orang!”
Disya: “Terus apa?”
Farah: “Manusia!”
Disya: “sama aja orang”
Farah: “Dibilangin saya bukan orang”
Verra: “Udah, biar adil, aku aja yang orang”
Ayah Verra: “Apa? Kamu orang? Kamu salah Ver”
Verra: “Tapi yah.. Bukannya kita manusia?”
Ayah Verra: “Kita bukan manusia lagi Ver... Kita arwah”
El: “APA?? Jadi, ayamku??”
JEGER! Petir menyambar.
Ichan: “Apakah ini ayammu?”
El: “Iya. Di mana ketemunya?”
Ichan: “Di kandang”
Ray: “Kandang apa?”
Randy: “Kandang-kandangan?”
Ichan: “Bukan”
Randy: “Kandang buat makan?”
Ichan: “Bukaaan.. ada sebuah kandang. Pokoknya kandang. Kandang gitu deh”
Disya: “yayaya kandangnya kenapa? Jangan kelamaan basa-basinya”
Ichan: “Tar dulu gue belum selesai ngomong. Kandang itu punya ingatan buruk tentang gua” (?)
Verra: “Hah? Berarti kandangnya suka sama lu?”
Ichan: “Salah dialog.. maksudnya di ingatan gua ada sebuah kandang” (?)
Disya: “Hah? Maksudnya dalem otak lu ada kandang? Sana operasi!”
Ichan: “Salah dialog lagi.. oke, ini yang bener: gua punya ingatan buruk tentang kandang itu!”
Farah: “Ninotninot.. ayamnya di mana? Kok kandangnya doang?”
Disya: “Udah basi kali..”
Beny: “Apa yang basi?”
Ibu-ibu: “Mie ayam buatan saya basi! Ini gara gara kalian!”
Verra: *nyanyi* “Apalagi salahkuu?”
Ibu-ibu: *ngerap* “Salahmu banyak!”
Farah: “Udah jangan berantem. Mending kita masuk”
Verra: “Masuk ke mana?”
Farah: “Ke rumah ini!”
Ayah Verra: “Ngapain? Bukannya udah bebas semua?”
El: “Dompet gua ketinggalan di kamar bawah”
Ichan: “haha kalian tertipu!”
El: “jangan jangan.. “
Ichan: “Hyagyagya benar sekali! Sebenarnya aku adalah...”
Verra: “Arwah?”
Disya: “Maling?”
Ray: “Copet?”
Randy: “Preman?”
Farah: “Setan?”
Beny: “Hantu pembawa lilin?”
Ayah Verra: “Pedagang mie ayam spesial?”
Ichan: “Salah semua! Saya ini adalah.. Rhoma Irama.. Darah mudaa darahnya para remaja”
Ayah Verra: “Apa? Anda bang haji Rhoma irama? Kenalkan! Saya Roma, pembuat biskuit malkist Roma”
Verra: “Jadi, ayah selama ini membuat biskuit malkist Roma? Kenapa ayah gak bilang? Ayah nyembunyiin semuanya! Ayah jahat! Aku benci ayah”
Ayah Verra: “Ayah gak bermaksud gitu.. Ayah cuma mau..”
Verra: “mau apa? Mau-mauan?”
Ayah Verra: “Bukan! Ayah Cuma mau mie ayam spesial!”
*krik*
Ibu-ibu: “TERLAMBAT! Sudah basi!”
El: “Tapi, kan kita bisa tetep makan tanpa harus bikin mie ayam spesial lagi”
Beny: “Gimana caranya?”
El: “Ayamkuu”
Ichan: “Ayam apa? Ayam-ayaman?”
El: “Bukan.. ayam buat makan!”
Ichan: “Oh, tunggu sebentar”
Beberapa menit kemudian
Ichan: “Ini dia!”
Disya: “Kok tinggal bulunya?”
Ichan: “Udah gua makan dagingnya” (Senyum tak berdosa)
Randy: “Sini bulunya! Gua buat jadi kemoceng!” *membuat kemoceng*
Ayah Verra: “Jadi kita makan apa?”
Ibu-ibu: “Sudah, jangan sedih. Masih ada mie ayam spesial di rumah saya!”
Yang lain: “APA?”
Verra: “Jadi, kita bisa makan?”
Ibu-ibu: “Tentu saja!” (mengacungkan jempol)
Semua berbaris.
Semua: “Berhasil, berhasil, berhasil Horee!” #nyanyialaDora
Dora: “Hey, itu laguku”
Ibu-ibu: “Sudah, makan dulu sanah”
Ayah Verra: “Ayo makaan!”
Verra: “Dora, kamu mau ikut?”
El: “Tunggu! Dompetku?”
Tiba-tiba, Swiper datang.
Dora: “Swiper jangan mencuri! Swiper jangan mencuri! Swiper jangan mencuri!”
Swiper: “Ya ampun!”
Dora: “Ini dompetnya”
El: “Makasih”
Dora: “Sama-sama”
Ayah Verra: “Ya udah, yuk makan!”
Semua: “Ayooo”
Ibu-ibu: “Tunggu! Mau buat berapa porsi? Cuma ada 2 bungkus mie ayam spesialnya”
Verra: “Satu aja.. Buat bareng bareng gitu.. Satu lagi buat Ibu”
Randy: “Dua aja! Laper nih”
Verra: “Satu!”
Randy: “Dua!”
Verra: “Satu!”
Randy: “Dua!”
Verra: “Satu!”
Ayu Tingting: “Duaaaa”
Yang lain: “Sarimi isi dua. Sarimi sarimi isi duaa”
Ibu-ibu: “Oh iya, saya ingat! Saya masih punya banyak Sarimi isi dua di rumah”
Ray: “Yes.. ayo kita... lanjutkan!” #sby style
SBY: “Hey, siapa yang mengambil style saya?”
Ayah Verra dan Beny: (Menunjuk ke arah Ray)
SBY: “Kamu! Saya masukkan ke penjara”
Ray: “TIDAAAAAK”
SBY: “Tapi kalau dipikir-pikir, lebih baik kamu jadi presiden pengganti saya. Saya sudah capek jadi presiden”
Ray: “Hmm”
Disya: “Jangan! Dia gak berbakat. Ray, mending lu pulang aja bareng yang lain”
Ray: “Ngomong sama siapa Dis? Tangan ya? Halo tangan!” (berbicara dengan tangan)
SBY: “....”
Ray: “Perkenalkan Pak SBY. Saya Susilo Barsel Yudhoyono”
SBY: “TIDAAAAK” *terbang*
Ichan: “Yaah padahal gue juga mau ikut terbang”
Farah: “Udah, ayo makan”
Dora: “Ayo kawanku! Ayo semuanya! Ayo kita ke sana, ku tahu kita pasti bisa.. mau ke mana kita?” *prokprokprok*
Yang lain: “Maakan”
Dora: “Mau ke mana kita?” *prokprokprok*
Yang lain: “Maakan”
Dora: ”Mau ke mana kita?” *prokprokprok*
Yang lain: “MAKAAAAN”
Dora: “Apakah kalian melihat makanan?”
Yang lain: “TIDAAAKKK”
Dora: “Yah, aku lupa bawa peta... ya udah aku ngambil peta dulu yaa” *menghilang*
Randy: “lupa! Lupa lupa lupa... Sungguh senangnya hatikuu” *balet*
Ibu-ibu: “Sudah, makan dulu sanahh.. Ada mie beny spesial tuhh”
Farah: “Jadi, Benyku?”
Ibu-ibu: “Sudah dimasak”
Verra: “Horeee! Kita bebaasss”
Farah: “Tidaaaak” Щ(º̩̩́Дº̩̩̀щ) 

-The End-
Hyagyagya J ¬_¬
Maaf kalo ga jelas-_______- Ahoyy! ;) K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar